Pengalaman Menyunting Buku Anak
Menyunting buku anak merupakan pengalaman yang unik bagi saya. Apalagi pekerjaan menyunting ini langsung berhubungan dengan pihak penerbit, bukan agen seperti saat saya menyunting hasil terjemahan untuk teks umum. Saya baru tahu kalau proses produksi sebuah buku terjemahan itu begitu rumit dan memakan waktu.
Mulai dari lobi dengan penerbit luar, kemudian menerjemahkan, mengedit hasil terjemahan, proofreading, kemudian sebelum benar-benar terbit harus dicek dulu oleh penerbit luar yang memberi lisensi penerbitannya di tanah air.
Kali ini saya diberi amanah untuk mengedit hasil terjemahan dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam menyunting hasil terjemahan dari bahasa asing, apalagi buku anak. Selain konsistensi terjemahan, ketepatan terjemahan, dan tata bahasa, editor harus meramu buku versi bahasa Indonesia agar sesuai bagi anak-anak.
Tema buku-buku ini beragam dan ditulis sangat mendetail, sehingga banyak sekali istilah-istilah yang sulit atau bahkan belum ada dalam bahasa Indonesia. Misalnya, salah satu jenis penyu yang hidup di dasar laut dalam yang bahasa Jermannya adalah Karettschildkröte. Sialnya, padanan bahasa Inggrisnya pun tidak ada, dan jika Anda menohok kata tersebut di google hasilnya hampir nol.
Editing atau penyuntingan merupakan pekerjaan yang menuntut ketelitian dan detail. Pekerjaan ini lebih sering membuat saya bosan karena beban kerja lebih berat dan melelahkan. Selain itu, tanggung jawabnya pun lebih berat. Di tangan editorlah suatu buku harus selesai, dalam arti tidak boleh ada kesalahan lagi, walaupun hanya satu karakter.