Puisi

Mundur

Ke belakang

Mengukir jam gelap

Matamu lelap

Dalam dekap

Sang karang

 

Perlahan pupilmu membesar

Gelayut kantuk

Keriput-keriput sepi

Matamu meronta dan teriak

Masih ada yang harus dilihat

 

Maghrib kaucukupkan sampai

Rakaat pertama

Saat adzan kau masih di jalan

 

Percik kegelapan melesat

Menembus jantungmu

Menuju ujung tanduk

Di situ sang karang

Tangis pun berhenti

 

Mentari di ujung barat

Bagimu ia menyeringai

Bagimu saat usia 12 bulan

Ia mengejek

 

Meletup-letup didih semangat

Mengantar keberangkatan lembayung

Temani hatimu di Bangkok

Temani kakimu di sudut kamar

 

Awal tangis

Kerontang tenggorokan

Mengasah nyali untuk berdebat

Mendampingi pergerakan

Jarum ke angka 2

 

Saat jiwamu melancong ke Berlin

Dan kakimu bersembunyi di sudut kamar

 

Hororisme!

Sebentar lagi speaker menjerit

Menganga telingamu usai rakaat pertama

Menyublim

Meleleh, mencair

Memadat

12.00 mentari menyengat

Tanpa sang karang

 

Hati dan kakimu di sudut kamar

 

Bandung, 11 November 2006

«

»

what do you think?

Your email address will not be published. Required fields are marked *